Thursday 25 October 2012

Aliran Murji'ah

Murjiah diambil dari kata irja' yang memiliki dua pengertian, yang pertama dalam arti pengunduran dan yang kedua memberi harapan. Perkataan al irja juga mengandung arti penundaan pengadilan terhadap seseorang yang melakukan dosa sampai kiamat. Dengan demikian didunia ini tidak ada perhitungan untuk ahli syurga maupun ahli neraka.
Paham Murji'ah bertolak belakang dengan khawalij. Hal ini dapat dilihat pada persoalan dosa besar misalnya, jika khawalij menghukumkan "kafir" atau "musrik" maka murji'ah tetap menghukumkan mu'min.

Aliran Syiah

Kata syiah berasal dari bahasa arab yang artinya pengikut, juga mengandung makna pendukung dan pencinta juga dapat diartikan kelompok. contohnya syiah Muhammad atau pencinta Muhammad atau kelompok Muhammad.
Oleh karena itu dalam arti bahasa, muslimin bisa disebut sebagai syiahnya Muhammad bin Abdillah SAW dan pengikut Isa bisa disebut sebagai syiah Isa AS. Perlu diketahui bahwa pada zaman Rasulullah SAW, hal ini dikarenakan Rasulullah SAW diutus untuk mempersatukan umat dan tidak diutus untuk membuat syiah.

Syiah adalah aliran sempalan dalam islam dan syiah merupakan salah satu dari sekian sempalan dalam islam, sedangkan yang dimaksud dengan aliran sempalan dalam islam adalah aliran yang ajarannya menyempal atau menyimpang dari ajaran islam yang sebenarnya yang telah disampaikan oleh Rasullulah SAW atau dalam bahasa agamanya disebut Ahli Bid'ah, macam-macam aliran syiah yaitu Syiah zaidiyah, Syiah Imamiyah itsna asyariyah, dan aliran syiah ismailiyah. berikut adalah penjelasannya.
 1.  Syiah Zaidiyah
Adalah pengikut Zaid Bin Ali AS Sajjad AS pada tahun 121 H.

2. Syiah Ismailiyah dan cabangnya
Secara global Ismailiyah memiliki ajaran-ajaran filsafat yang mirip dengan filsafat para penyembah bintang dan dicampuri ajaran Irfan India. Mereka meyakini bahwa setiap hukum islam memiliki sisi lahiriah dan sisi batiniah. (aliran batiniah)

3. Syiah Immiah itsna'asyariyah
Mayoritas syiah adalah syiah immiah itsna asyariyah mahzab ini memisahkan diri dari mayoritas muslim setelah Rasulullah SAW meninggal, karena dua faktor yaitu.
1. Tidak diindahkan oleh mayoritas muslim kala itu.
2. Merupakan imamah (kepemimpinan) dan kewajiban untuk merujuk kepada ahlul bayt As dalam segala bidang ilmu pengetahuan.
Mereka meyakini.
1. Rasulullah SAW adalah penutup Nabi, berdasarkan hadits mutawatir yang disabdakan olehnya berjumlah 12 orang.
2. Al-Quran mencangkup semua hukum yang diperlukan oleh kehidupan manusia.

Adapun perbedaan ketiga syiah diatas yaitu.
  • Syiah  Zaidiyah   : Imamah bukan hak prerogatif Ahlul Bayt As dan para imam tidak berjumlah 12 orang.
  • Syiah Ismailiyah : Para imam berjumlah 7 orang, Rasulullah SAW bukanlah penutup para Nabi dan hukum-hukum syariat dapat diubah.
  • Syiah Imamiah    : Meyakini Rasulullah adalah petutup Nabi, imam berjumlah 12 orang dan meyakini Al-Quran sebagai hukum yang kekal hingga hari kiamat.

Aliran Ahlus Sunnah

Ahlus sunnah wal jama'ah sebetulnya diksi baru atau sekurang -kurangnya tidak pernah digunakan sebelumnya dimasa Nabi dan pada periode sahabat.
Istilah ahlus sunnah wal jama'ah memang tidak pernah secara eksplisit ditemukan didalam Al-Qur'an maupun Al-Hadits, tapi meskipun begitu menurut sejumlah keterangan nama aswaja digali dari hadits Nabi tentang 73 aliran. Bahwa pada hadits tersebut Nabi menyebut kata "ma ana alaihi wa ashabii" redaksi sunah diturunkan dari potongan " ma ana alaihi" (jalur yang aku (Nabi) tempuh yang juga biasa diebut dengan sunnah), dan jama'ah diambilkan dari "ashabi'i" (jalur yang ditempuh oleh sekumpulan (jama'ah) sahabat).

Secara linguistik maka ahlus sunnah wal jama'ah dapat ditelusuri sebagai berikut.
1. Ahl
Dalam darul islam, Ahmad amin menjelaskan bahwa kata Ahl merupakan badal nisbah sehingga jika dikaitkan dengan kata yang lain misalnya kata As- sunnah mengenai arti orang yang berpaham sunni alias As-Sunniyan.

2. As-Sunnah
Dalam khazanah ilmu hadits, As-Sunnah biasanya disejajarkan pengertiannya dengan Al-Hadits, tapi makna harfiah dari kata ini sebenarnya adalah At-Thariah atau jalan. Dengan demikian menuruut Amin, As-Sunnah adalah jalan yang ditempuh oleh sahabat dan Tabi'in.

3. Al-Jama'ah
 Menurut Ibrahin Anis, Al-Jama'ah berarti sekelompok orang yang memiliki tujuan. Dari eksplanasi linguistik terhadap terma ahlus sunnah wal jama'ah dapat disimpulkan bahwa aswaja adalah mazhab yang merujuk kepada thariqah yang kemudian dilembagakan (ditradisikan) oleh generasi sahabat dan tabi'in yang merupakan pegangan bagi mayoritas umat islam.













Aliran Mu'tazilah

Aliran mu'tazilah merupakan salah satu aliran teologi dalam islam yang dapat dikelompokkan sebagai kaum rasionalis islam. Aliran ini muncul sekitar abad pertama hijriah, dikota basrah, yang waktu itu menjadi kota santra ilmu pengetahuan dan kebudayaan islam, dengan demikian banyak penganut islam maka banyak pula musuh-musuh yang ingin menghancurkannya baik dari internal umat islam secara politis maupun dari eksternal umat islam secara dogmatis.
Untuk mengetahui corak rasional kaum mu'tazilah dapat dilihat dari ajaran-ajaran pokok yang berasal darinya yakni Al-ushul Al-Khamsah ajaran ini berisi tauhid, Al-'adlu, Al-wa'du dan Al-wa'idu, Al-Manzilah baina Al-Manzilataini dan Amar Ma'ruf nahyi munkar.

Dalam hal attauhid (kemahaesaan Tuhan), merupakan ajaran dasar terpenting bagi kaum mutazilah. Bagi mereka, Tuhan dikatakan Maha Esa jika ia merupakan zat yang unik, tiada satupun yang serupa dengan Dia, oleh karena itu mu'tazilah menolak paham Antropomorphisme / Al-tajassum, yaitu paham yang menggambarkan Tuhan menyerupai makhluknya dan untuk menghindari paham ini, mu'tazilah melakukan interpretasi metaforis terhadap ayat-ayat Al-Quran. Mereka juga menolak paham beatific vision yaitu pandangan bahwa Tuhan dapat dilihat diakhirat nanti ( dengan mata kepala ).
Satu-satunya sifat Tuhan yang betul-betul tidak mungkin ada pada makhluknya adalah sifat qadim. Faham ini mendorong mu'tazilah untuk meniadakan sifat-sifat Tuhan yang mempunyai wujud sendiri diluar dzat Tuhan.

Aliran Qodariah

Aliran qodariah dari bahasa arab yaitu "qadara" yang artinya kemampuan dan kekuatan. Adapun menurut pengertian terminologi, qodariah adalah suatu aliran yang percaya bahwa segala tindakan manusia diintervensi dari Tuhan. Pahan qodariah mendapat tantangan keras dari umat islam ketika itu. hal ini dikarenakan:
1. Sebelumnya masyarakat islam dipenuhi oleh faham fatalis, sehingga faham qodariah dianggap bertentangan dengan dokrin islam.
2. Tantangan dari pengaruh kala itu.

Aliran qodariah sangat menentukan posisi manusia yang amat menentukan dalam gerak laku dan perbuatannya. Jika manusia berbuat baik maka hal itu adalah atas kehendaknya dan kemauannya sendiri serta berdasarkan kemerdekaan dan kebebasan memilih yang ia miliki. Adapun dokrin yang dikembangkan oleh kaum qodariah yaitu:
1. Manusia memiliki daya dan kekuatan untuk menentukan nasibnya, melakukan segala sesuatu yang diinginkan baik dan buruknya. Jadi surga dan neraka yang didapatnya bukan merupakan takdir Tuhan melainkan karena kehendak dan kemauannya sendiri.
2. Takdir merupakan ketentuan Allah SWT terhadap alam semesta sejak zaman azali, yaitu hukum yang dalam Al-Qur'an disebut sunnatullah.
3. Secara alamiah manusia mempunyai takdir yang dapat diubah mengikuti hukum alam.

Latar belakang timbulnya qodariah ini sebagai syarat menentang kebijakan politik Bani Ummayah yang dianggapnya kejam. Apabila fiqroh jabariah yang berpendapat bahwa khalifah Bani Ummayah membunuh orang hal itu karena sudah ditakdirkan Allah dan hal ini merupakan topeng kekejaman Bani Ummayah. Maka fiqroh qodariah mau membatasi qadar tersebut. Mereka menyatakan orang yang berbuat baik maka Allah akan memberi pahala dan akan menghukum orang yang bersalah hal ini karena Allah itu adil.